Phnom Penh: Bisa dibayangkan kekhawatiran para orangtua di Kamboja setelah mendengar kabar bahwa 60 anak meninggal dunia dalam tiga bulan akibat penyakit misterius. Warga panik setelah tersebar berita bahwa penyakit ini telah dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan menjadi berita utama di berbagai negara.
Kepanikan yang sebenarnya tidak berlebihan mengingat pernah muncul wabah SARS dan flu burung yang menewaskan banyak orang di kawasan Asia Tenggara. Namun setelah dilakukan penyelidikan yang melibatkan Kementerian Kesehatan Kamboja, WHO menyimpulkan bahwa penyakit yang menewaskan banyak balita tersebut bukan penyakit misterius.
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang dikenal dengan EV71. Memang ini untuk pertama kalinya diketahui tersebar virus EV71 di Kamboja, namun sudah banyak ditemukan di negara-negara tetangga, termasuk Vietnam dan Cina. Virus ini menyebabkan penyakit yang biasa menyerang balita, seperti bintik-bintik yang melepuh di tangan, kaki, dan sekitar mulut. Gejala lain adalah demam dan kulit gatal.
EV71 kadang juga menyerang orang dewasa dan banyak ditemukan di berbagai negara. Biasanya balita yang terkena EV71 akan mengalami demam selama beberapa hari dan kemudian sembuh.
Persoalannya di Kamboja adalah, banyak balita yang kekurangan gizi dan mereka tinggal di rumah-rumah dengan tingkat kebersihan yang rendah. Akibatnya penyakit ringan ini bisa berakibat fatal ketika penderita tidak mendapatkan perawatan yang semestinya.
Buruknya sanitasi menyebabkan 50 balita meninggal setiap hari di Kamboja. Artinya setiap tahun sekitar 200.000 anak meninggal dunia sebelum mereka merayakan ulang tahun yang kelima. "Mereka hidup di tempat-tempat yang mengenaskan. Sanitasi sangat buruk dan inilah yang menjadi penyebab kematian balita di Kamboja," kata Dr Pochenda Chhorn, dokter yang bekerja di satu klinik anak di pinggiran Phnom Penh.
Yang lebih menyedihkan adalah warga mungkin punya telepon genggam, tapi tidak punya toilet. Bisa dibayangkan dampak yang mungkin terjadi dari buruknya sanitasi ini. Data menunjukkan diare menjadi salah satu penyebab utama kematian balita. Kalaupun diare tidak menyebabkan kematian, bagi balita kondisi ini membuat mereka makin lemah ketika terserang virus EV71.
Saran yang disebarkan WHO untuk warga Kamboja sangat sederhana, yaitu selalu mencuci tangan dan menjaga kebersihan. Jika anak demam, beri parasetamol. Ditambah dengan kegiatan lain seperti kampanye ASI dan program kebersihan, WHO berharap angka kematian balita di Kamboja bisa ditekan.(BBC/ADO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar