Search Engine Submission - AddMe

Sabtu, 14 Juli 2012

Kreatif Lebih Baik Daripada Pintar?


Jakarta: Benarkah kebanyakan orang Indonesia lebih ingin kreatif daripada pintar? Bisa jadi itu benar. Paling tidak, itulah hasil survei yang dilakukan the Global @dvisor Wave 29 oleh Ipsos. Menurut hasil survei, 75 persen orang Indonesia memilih ingin menjadi lebih kreatif. Sementara 25 persen sisanya ingin menjadi lebih pintar.

"Kebanyakan orang Indonesia, laki-laki dan perempuan yang berusia di bawah 35 tahun sampai 64 tahun dengan pendapatan dan tingkat pendidikan yang bervariasi menginginkan menjadi lebih kreatif dibanding menjadi lebih pintar," kata Managing Director Ipsos Indonesia, Iwan Murty, Kamis (12/7).

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan persentase tertinggi dibanding 24 negara lainnya yang disurvei, dimana penduduknya memilih untuk menjadi lebih kreatif daripada lebih pintar. Setelah Indonesia, ada Swedia yang mencapai 69 persen. Kemudian diikuti Turki 67 persen.

Negeri Sakura Jepang justru sebaliknya. Penduduk Negeri Matahari Terbit ini lebih memilih menjadi pintar daripada kreatif dengan prosentase 58 persen berbanding 43 persen warga yang ingin menjadi kreatif.

Secara umum dari 25 negara yang disurvei, penduduk yang memilih menjadi lebih kreatif sebesar 57 persen dibanding mereka yang ingin lebih pintar 43 persen dengan usia mereka antara 50-64 tahun. Mereka yang ingin menjadi lebih kreatif adalah kelompok kaum muda.

Survei ini juga menghasilkan data 61 persen orang Indonesia memilih menjadi lebih pandai bergaul daripada pandai soal teknologi, presentasenya mencapai 39 persen. Kaum laki-laki dan perempuan berusia 35-49 tahun memilih lebih suka jadi orang yang pandai bergaul. Sementara kaum usia 50-64 tahun lebih memilih ingin melek teknologi.

Kondisi ini berbeda dengan hasil sebelumnya, mereka yang memiliki pendapatan rendah sampai menengah, lebih memilih menjadi pandai bergaul dibandingkan dengan yang memiliki pendapatan tinggi memilih untuk lebih pandai dalam teknologi.

Indonesia berada di peringkat ke-19 dari 24 negara lainnya yang disurvei Ipsos dimana penduduknya memilih untuk menjadi pandai bergaul. Negara dengan persentase tertinggi yang penduduknya memilih untuk lebih pandai bergaul dibandingkan pandai teknologi adalah Jerman, sebesar 76 persen, diikuti Kanada dan Prancis.

Sebaliknya, India dan Cina adalah negara yang penduduknya memilih untuk menjadi lebih pandai teknologi dengan persentase 54 persen dibanding mereka yang memilih menjadi orang pandai bergaul dengan persentase 46 persen. Secara umum, dari 25 negara yang disurvei penduduknya memilih untuk menjadi orang pandai bergaul sebesar 65 persen dan pandai teknologi sebesar 35 persen.

Kedua survei itu dilakukan sejak awal 2012 oleh Ipsos Global @dvisor dan Ipsos Global @dvisor Omnibus yang adalah sebuah survei online bulanan terhadap konsumen di 25 negara di dunia melalui sistem panel online Ipsos dan menghasilkan laporan dan studi sindikasi yang dirancang khusus kebutuhan perusahaan, periklanan, agensi PR, dan pemerintahan.

Negara-negara yang disurvei di antaranya Argentina, Australia, Belgia, Brasil, Kanada, Cina, Prancis, Jerman, Inggris, Hongaria, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Polandia, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Spanyol, Swedia, Turki, dan Amerika Serikat.

Hasil survei yang telah dipublikasikan ini melibatkan sampel internasional dengan 18.768 orang dewasa berumur 18-64 tahun di Amerika Serikat dan Kanada, dan umur 16-64 tahun di negara-negara lainnya lewat wawancara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar